
YOU OR YOU?
TYAS (@puspa_tyas) Presents “YOU OR YOU?”
CHO KYUHYUN Super Junior CHA SEONHI or CHA SEONJU Original Character
Genre ROMANCE HURT Length ONESHOT Rating TEEN (+15)
CHO KYUHYUN Super Junior CHA SEONHI or CHA SEONJU Original Character
Genre ROMANCE HURT Length ONESHOT Rating TEEN (+15)
“Because, you’re not YOU!”
#FirstLangit pagi ini tidak sedang cerah. Awan hitam menutup cahaya sang surya. Hampir setiap orang yang berlalu-lalang memegang payung, sekedar berjaga-jaga. Namun, pria itu masih saja santai bersepeda membelah jalanan kota Seoul yang padat. Matanya tak henti-henti berkeliaran mencari benda yang dicarinya.
Hingga matanya terhenti menatap satu objek yang amat sangat dicarinya. Dan objek itu berupa… koran?
Ia turun dari sepedanya dan berjalan mendekati pria tua yang duduk di sebelah wadah berisikan koran pagi ini. Dengan langkah besar, pria tadi menghampiri tempat koran itu.
Hap!
Bukan hanya dia yang menyentuh koran itu. Seorang gadis cupu dengan kacamata ber-frame hitam super besar dengan rambut kepang dua itu ikut menarik korannya. Kyuhyun hanya tersenyum kecil lalu melepaskan koran tadi dan mengambil koran yang lain.
Gadis itu langsung memasukan beberapa koin ke dalam kaleng yang sejak tadi dipegang pria tua itu dan pergi. Pria yang sejak tadi memperhatikannya hanya bisa menatap punggungnya penuh tanya. Kenapa dia? Dingin sekali…
Ia lalu merogoh uang dari sakunya dan langsung pergi setelah membayar korannya menuju rumahnya menggunakan sepedanya.
#Second
Kling!
Lonceng pintu itu berbunyi. Pria yang sejak tadi duduk sambil membaca koran itu mengalihkan pandangannya pada pintu toko yang baru saja terbuka. Terlihat seorang gadis dengan rambut diurai dan baju tidur baby pink-nya sedang menyembulkan kepalanya—meneliti keadaan di dalam toko.
“Ada yang bisa kubantu?”
Matanya yang sejak tadi berpencar langsung memusatkan pandangannya pada pria yang sekarang sudah berdiri di belakang meja kasir itu. Gadis itu berjalan masuk dan kembali meneliti setiap sudut mini market itu.
“Kau tersesat?”
Tanya pria tadi. Gadis itu menggeleng pelan lalu terdiam. Matanya tiba-tiba terfokus menatap jus jeruk yang ada di samping pria tadi. “Bolehkah aku minta sedikit?”
Pria tadi mengerutkan keningnya tidak mengerti. Matanya mencoba mencari objek yang masih ditatap gadis itu. Saat sadar yang dimaksud adalah jus jeruk yang sama sekali belum ia sentuh, ia terkekeh pelan lalu menjulurkan gelas itu pada gadis yang masih menatap lekat jus jeruk itu. “Ambil saja. Aku belum meminumnya, kok.”
Dengan riang, gadis tadi berjalan mendekati pria itu dan menyeruput jus itu. “Aah, segarnya.”
Untuk sesaat, hanya terdengar suara air yang mengalir ke tenggorokan gadis itu hingga pria yang sejak tadi mengerutkan keningnya itu bersuara. “Ini sudah malam. Kurasa kau harus segera pulang.”
“Kau kira aku anak kecil?” sergah gadis tadi. Ia mengelap mulutnya dengan punggung tangannya lalu menaruh gelas yang sudah tak berisi apapun itu ke atas meja kasir. “Aku ini sudah lulus SMA, Samchon. Ya… meskipun aku pendek!”
“Umurku terlalu muda untuk dipanggil samchon, bocah!” ujar pria itu sambil berpangku tangan di dada, sedikit marah karena merasa tersindir.
“Tapi wajahmu cukup tua untuk dipanggil samchon.” Dengan acuh gadis itu berjalan mengelilingi etalase berisikan makanan-makanan itu. “Oh ya, ngomong-ngomong, namamu siapa?”
“Namamu? Sopan sekali.” Pria tadi sudah mulai memanas, namun gadis itu bahkan tidak menggubris ucapannya tadi. Hingga dengan acuh, pria itu menjawab. “Cho Kyuhyun.”
“Nan Cha Seon… Seon… aku lupa.” Gadis itu juga acuh saat menjawab. Matanya masih asik menatap deretan cokelat yang menggiurkan itu.
“Cha Seon…?” tanya Kyuhyun dengan nada ragu. Antara ragu dengan nama gadis itu dan juga ragu dengan fakta bahwa ia baru saja bertemu yeoja bolot yang menyebalkan. Bagaimana bisa ia lupa dengan namanya sendiri?
“Cha Seonhi saja, deh.” Gadis itu berjalan menuju pintu keluar dengan langkah lambat, seakan enggan meninggalkan tempat itu. “Aku pulang dulu, Kyuhyun samchon! Annyeong…!”
Kling!
Pintu mini market itu sudah tertutup. Kyuhyun masih membeku di tempatnya. Cha Seonhi saja…? Apa gadis itu memiliki tujuh ratus nama? Dan apa tadi… samchon? Setua itukah Kyuhyun?
Dengan jengkel ia menatap cermin yang berada di sampingnya. Ia meneliti wajahnya yang menurutnya itu almost perfect. Almost… sebetulnya juga ia tidak yakin kalau dia tampan. Tapi, setidaknya menurutnya wajahnya itu cukup imut. Huh, benar-benar.
Dengan sebal, Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi dan kembali mengambil korannya. Sambil terus membaca deretan kata pada kertas merang itu, ia menggerutu, “Harusnya sejak awal aku dengarkan ucapan Nuna untuk tidak bekerja di mini market 24 jam!”
#Third
“Gamsahamnida.”
Kyuhyun menerima kantung plastik itu dan menukarkannya dengan dua lembar uang. Ia lalu berjalan ke salah satu bangku di kedai itu. Setelah mendaratkan bokongnya pada bangku, ia lalu mengeluarkan makanan dari dalam kantung itu dan memberikannya pada wanita yang sejak tadi duduk di depannya.
“Gomawo, Kyu.”
Mata Ahra menatap makanan di depannya dengan tatapan kelaparan. Dengan cepat ia mengambil sumpit dan langsung memakan Toppoki itu. Kyuhyun hanya bisa tersenyum melihat Nuna-nya memakan makanan itu dengan lahap.
Orang tua Kyuhyun meninggal tujuh tahun yang lalu. Kyuhyun juga tidak terlahir dari keluarga yang kaya dan terbilang sederhana. Rumah yang ia tinggali sekarang dengan Nuna-nya tak lebih dari gubuk kecil di pinggiran kota Seoul. Namun Kyuhyun tetap bersyukur karena masih ada Nuna-nya yang menemaninya.
Tiba-tiba mata Kyuhyun melihat seorang gadis dengan kacamata dengan bingkai hitam dan rambut kucir kuda berjalan di depannya. Awalnya Kyuhyun hanya mengingat gadis itu sebagai gadis dingin sejak tempo hari. Namun, tiba-tiba Kyuhyun teringat akan sesuatu. Dengan agak buru-buru, ia menghampiri gadis itu dan menepuk pundaknya sebentar.
Gadis tadi melirik sebentar lalu berbalik tanpa menatap Kyuhyun. Sikapnya persis seperti orang yang menghindari menjadi korban penghipnotisan.
“Kau… Cha Seonhi?” tanya Kyuhyun hati-hati.
“Cha Seonhi?” gadis itu mengerutkan keningnya. “Aku Cha Seonju. Maaf, sepertinya kau salah orang.”
Acuh. Gadis itu langsung melesat dari hadapan Kyuhyun dengan angkuhnya. Kyuhyun menatap jengkel gadis tadi. Tentu saja dia bukan gadis bolot tadi malam! Setidaknya gadis itu ramah, tidak dingin sepertinya!
“Ada apa, Kyu?”
Kyuhyun membalikan tubuhnya menghadap Ahra yang baru saja bertanya dengan mulut yang masih penuh. “Ada apa?” ulangnya.
“Amugeotdo eobseo.” Jawab Kyuhyun sambil berjalan mendekati Ahra lagi.
#Fourth
“Kau melihat kembaranku?”
“Hm.”
Seonhi kembali datang ke mini market tempat Kyuhyun bekerja. Saat ditanya kenapa ia bisa keluyuran di luar malam-malam, dengan entengnya Seonhi menjawab kalau ia hanya bosan.
Bosan hidup sepertinya! Batin Kyuhyun.
Seonhi duduk di samping Kyuhyun di belakang meja kasir. Mereka berdua sama-sama tenggelam dalam bacaan masing-masing—Kyuhyun dengan korannya dan Seonhi dengan novel R.L. Stine milik Kyuhyun.
“Apa ia cantik?” tanya Seonhi antusias.
“Iya… lumayan.” Jawab Kyuhyun acuh, kembali menatap korannya.
“Ramahkah?”
“Untuk yang satu itu, tidak.” Kali ini Kyuhyun menjawab jujur. “Dia dingin sekali.”
Kling!
Keduanya mengerjap kaget dan langsung bangkit dari duduknya. Seonhi yang sudah memasang senyumnya langsung mengerutkan keningnya melihat wanita yang datang itu. Ia langsung menghampiri Kyuhyun dengan wajah yang terlihat lelah dengan kantung mata yang sangat kentara.
Kyuhyun sendiri hanya bisa diam dengan nafas yang sudah naik-turun. Tangannya mengepal kuat, menyalurkan emosinya agar tidak meledak. Wanita itu langsung berlari menuju Kyuhyun dan memeluknya.
“Mianhae, Kyuhyun-ah.”
“Lepaskan!” balas Kyuhyun penuh penekanan. Seonhi hanya bisa mengerutkan keningnya menatap pemandangan di depannya. Terlalu kaget melihat wanita itu tiba-tiba memeluk Kyuhyun.
Teramat sangat tak rela wanita itu tiba-tiba memeluk Kyuhyun.
“Aku akan memperbaiki semuanya.” Wanita itu melepaskan pelukannya saat tahu bahwa Kyuhyun tidak membalas pelukannya.
“Tak ada yang harus diperbaiki di sini, Jimin-ssi.” Kyuhyun terlihat malas dekat dengan wanita itu.
Wanita itu terdiam sebentar. Sedikit sakit saat mendengar embel-embel –ssi yang diberikan Kyuhyun. Namun sejurus kemudian tangannya menggelayut manja di lengan Kyuhyun. “Aku akan berubah untukmu, Kyu. Kembalilah padaku!”
“Kenapa tidak berkata demikian saja pada namjachingumu itu. Siapa namanya? Lee… Lee Donghae atau apalah itu.”
“Dia bukan namjachinguku!”
“Iya. Karena dia adalah selingkuhanmu.”
Jimin sedikit gelagapan mendengar ucapan Kyuhyun. Tiba-tiba matanya menatap Seonhi yang masih diam di samping Kyuhyun. “Siapa dia?”
“Dia?” Kyuhyun menatap ke sampingnya. Terlihat raut bingung di wajah Seonhi. Dengan cepat, Kyuhyun langsung meraih tangan Seonhi dan mengapit lengannya. “Dia yeojachinguku. Waeyo?”
Seonhi terkaget mendengar ucapan Kyuhyun itu. Ia ingin sekali mengelak namun mulutnya sangat kelu. Jimin hanya bisa menatap kosong ke arah Seonhi. Tak ada yang bisa ia lakukan lagi. “Ba-baiklah, Kyu. Semoga kau bahagia. Maaf menganggu malammu.”
Jimin berjalan dengan cepat keluar dari mini market itu, meninggalkan dua orang yang sama-sama tegang itu. perlahan, Kyuhyun melepaskan apitan tangannya dan menghela nafas lega.
“Siapa dia?” tanya Seonhi.
“Lee Jimin. Mantan pacarku.” Kyuhyun kembali duduk dan meraih korannya.
“Kenapa kalian putus?” Seonhi kembali duduk di bangkunya, tapi matanya masih menatap wajah Kyuhyun, menunggu pertanyaannya dijawab.
“Dia selingkuh dengan anak pengusaha. Teman sekelas kami, Lee Donghae.”
Kyuhyun sedikit bingung pada dirinya. Padahal dia paling anti mengatakan masalahnya pada orang. Namun, Kyuhyun tidak ragu sama sekali bercerita dengan Seonhi. Bagaimana bisa? Aku baru bertemunya kemarin.
“Kau tidak keberatan bercerita padaku?” tanya Seonhi agak kecewa mendapati wajah Kyuhyun yang terlihat masam.
“Aniyo, akan aku ceritakan.” Kyuhyun menutup korannya dan duduk menghadap Seonhi. “Waktu itu Jimin mulai terlihat aneh. Saat aku mengajaknya pergi, ia mengelak; saat aku ingin menemuinya, ia beralasan pergi; dan saat aku berbicara padanya, ia tidak fokus. Awalnya aku tidak curiga. Namun, suatu malam ia meneleponku dan bilang bahwa ia dalam bahaya.”
“Bahaya?”
“Iya, menurutnya. Saat aku pergi ke apartemennya, kulihat ia terpojok dengan tanpa busana dan terlihat Lee Donghae sedang mengunci tubuhnya.”
“Lalu apa masalahnya?” Seonhi tidak mengerti dengan penjelasan Kyuhyun. Kyuhyun yang omongannya terpotong itu hanya bisa acuh sambil kembali bercerita.
“Dia bilang awalnya ia ingin bermalam bersama Donghae, tidak tahunya Donghae sampai kelewat batas. Ya… aku tahu aku bukan namja yang beruang. Aku miskin dan sengsara. Mana ada yeoja yang mau denganku?”
“Ya! Apa masalahnya miskin?” tanya Seonhi jengkel. “Setidaknya kau tampan.”
“Benar!”
Keduanya diam setelah cerita itu selesai. Dan tiba-tiba Seonhi tertawa terbahak-bahak saat baru ngeh dengan apa yang Kyuhyun katakan.
“Kenapa tertawa?” tanya Kyuhyun jengkel.
“Lucu sekali dia! Bermalam dan malah kelewat batas? Ahahaha… jujur sekali!”
Kyuhyun menatap Seonhi yang sepertinya ketagihan tertawa. Tiba-tiba sudut bibir Kyuhyun melengkung dan ikut tertawa bersama Seonhi.
Beberapa detik kemudian, mereka terdiam sambil mengatur nafas masing-masing. Entah sejak kapan pandangan mereka bertemu. Tak ada suara di antara mereka—keduanya seakan sedang mengorek-ngorek perasaan masing-masing melalui jendela hati itu.
Keduanya menyadari sebuah ‘percikan’ di antara mereka. Sebuah getaran yang cukup hebat yang membuat jantung mereka bertalu-talu dengan cepat. Dan keduanya menyadari perasaan spesial yang sedang tercipta.
Sebuah percikan cinta…
#Fifth
Kyuhyun kembali ke rumahnya tepat jam 7 pagi. Saat ia masuk, ia bisa mencium bau harum tubuh Nuna-nya yang habis mandi. Pasti hendak berangkat kerja.
Rumah kecil usang yang ditinggali Kyuhyun dengan Ahra memang hanya cukup untuk mereka berdua. Sebuah kamar kecil dengan karpet sebagai alas tidur, kamar mandi kecil, dan dapur yang bersatu dengan ruang makan dan ruang keluarga. Dengan keadaan seperti ini, bukan tidak mungkin kalau Kyuhyun dihina sebagai ‘gembel’.
Ahra keluar dengan menggunakan seragamnya. Ia bekerja sebagai menjaga toko bunga di dekat rumahnya. Kyuhyun yang melihat Nuna-nya itu langsung berlari dan merengkuh tubuh Nuna-nya.
“Aku lelah.” Lirihnya. Ahra hanya tersenyum sambil menepuk-nepuk punggung Kyuhyun.
“Kalau kau lelah, cepatlah tidur. Aku sudah membuatkan makanan dan kutaruh di atas kulkas. Kalau kau ada butuh apa-apa, hubungi aku, ya?”
“Geurae.” Kyuhyun melepaskan pelukannya dan berjalan gontai menuju kamar. kerja di waktu malam membuatnya menjadi kelelawar. Itulah alasannya mengapa ia selalu membaca koran pagi di malam hari.
Ia merebahkan tubuhnya di atas karpet yang lumayan tebal itu. meskipun tak senyaman kasurnya dulu—saat orang tuanya masih hidup—tapi ia tetap bersyukur memiliki tempat untuk tidur. Matanya yang memang sejak tadi ingin menutup langsung tertutup rapat saking lelahnya. Lelah? Sepertinya tidak. Entah kenapa belakangan ini ia jadi senang begadang.
Apa karena ada si bolot itu?
#Sixth
Seonju menutup buku pelajarannya. Matanya sudah merah karena terlalu lama menatap buku tebal di depannya itu. Ia membuka kacamatanya dan mengucek matanya yang agak gatal meski ia tahu bahwa menggaruk sama saja membuatnya harus menggunakan kacamata lebih tebal.
Ia beranjak dari duduknya, berjalan menuju tempat ia menaruh handuk dan pergi ke kamar mandi.
Ia mulai melucuti pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air. Untuk sesaat, pegal di punggungnya berkurang dan badannya mulai terasa segar. Ia lalu mengambil sabun dan membasuh tubunya.
Setelah selesai, ia berjalan ke arah lemari bajunya dan mengambil piyamanya. Rambutnya yang masih basah ia keringkan dengan hairdryer yang berada di atas nakas. Namun, tiba-tiba ia berubah pikiran. Entah kenapa ia langsung berubah 180 derajat. Ia berjalan menuju jendela kamarnya dan meloncat tanpa ragu.
#Seventh
“Sebetulnya rumahmu itu di mana, sih?”
Suara nafas yang berderu itu sepertinya menjadi suara paling dominan dimalam itu. Sementara Kyuhyun menstabilkan nafasnya, Seonhi masih sibuk menelisik rumah-rumah yang ada di depannya.
“Aku juga tidak tahu.”
Kyuhyun menatap Seonhi bingung. Anak ini sejak pertama kali ia bertemu selalu saja menjawab asal. Apa dia amat sangat bolot? Atau terlalu bodoh dan dongo?
“Kau ini kenapa, sih?” kesabaran Kyuhyun hilang. Ia langsung menghampiri Seonhi dan menatap matanya. “Jangan bermain-main denganku, bocah!”
“Aku memang tidak tahu di mana rumahku.”
Kaki Kyuhyun melemas, tangannya seakan ringan dan kepalanya berputar kala melihat mata polos Seonhi. Dia benar-benar tidak tahu rumahnya. Aish, jinjja!
“Lalu, kemarin-kemarin ini kau pulang ke mana?” tanya Kyuhyun.
“Entahlah. Setelah keluar dari mini market, aku kembali lagi masuk ke dalam mini market.”
Kyuhyun mengerutkan keningnya. “Museunmariya?”
“Tinggalkan aku sendiri di sini. Besok siang, kita bertemu lagi di sini.”
“Bagaimana bisa aku meninggalkan gadis sendirian di tengah malam seperti ini?” Kyuhyun mengacak rambutnya gusar.
“Besok. Kita. Bertemu.” Ujar Seonhi penuh penekanan. Kyuhyun menatap wajah Seonhi dalam sebelum akhirnya mengangguk dan pergi.
#Eighth
Kyuhyun menunggu di tempat tadi malam. Matanya kembali melirik jam tangannya. Sudah dua jam dia menunggu Seonhi di tempatnya tadi malam, namun gadis itu tidak terlihat. Hingga tiba-tiba anak berkacamata hitam itu keluar dengan tangan penuh buku dan rambut yang berantakan.
“Cha Seonhi!”
Gadis itu berbalik. Wajahnya datar dengan mata yang menatap tajam Kyuhyun. “Kau lagi.”
“Cha Seonhi!” seru Kyuhyun lagi. Gadis itu langsung melangkah mundur.
“Aku itu Cha Seonju! Apa kau baru pindah ke tempat ini?”
Kyuhyun menggeleng. “Tempat ini tidak asing bagiku meskipun baru beberapa bulan di sini.”
“Apa kau tahu di mana rumahnya?”
“Bagaimana aku tahu kalau ia saja bingung.”
“Dan apakah kau pernah mendengar anak bernama Cha Seonhi di sekitar sini?”
Kyuhyun terdiam sebentar sebelum menggeleng. Benar juga! Satu-satunya keluarga yang bermarga Cha di daerah situ hanya satu keluarga. Dan mereka hanya memiliki anak satu. Cha Seonju. Kenapa aku jadi ikutan bolot begini?
“Itu hanya bayangan saja! Kau sedang berfantasi membuat karakter yang sangat kau inginkan.” Sergah Seonju.
“Tapi… Jimin, anim, temanku saja bisa melihatnya.” Elak Kyuhyun.
“Dan buktinya?” Seonju terlihat muak.
“Dia persis sepertimu.”
“Sudah kubilang itu hanya fantasimu dan kebetulan kau sedang mengingat wajahku.”
“SEONJU-YA, CEPAT PERGI LES!!”
Kyuhyun dan Seonju menatap seorang ibu yang baru saja berteriak dari balik pagar rumah keluarga Cha. Tanpa pamit, Seonju berjalan menjauh dari Kyuhyun.
Kyuhyun masih terdiam di tempatnya. Seonhi… hanya bayangan? Bagaimana bisa? Dia jelas-jelas menyentuhnya. Bagaimana bisa fantasinya senyata itu? Dan lagi… kenapa harus menyerupai gadis cupu kutu buku itu?
Kyuhyun menghela nafas. Ia berjalan gontai menuju sepedanya dan pergi menuju rumahnya.
#Ninth
Kyuhyun tidak peduli apakah Seonhi bayangan atau bukan. Yang jelas, ia nyaman berada di dekat Seonhi dan juga senang melihat Seonhi yang selalu datang dengan pakaian tidur bergambar kartun dan sandal rumah.
Dua minggu bukan waktu yang sebentar untuk sebuah ‘Pembuktian’. Selama dua minggu ini ia merasa dekat dengan Seonhi. Dan begitupun Seonhi.
Namun, Kyuhyun mulai takut akan perasaannya. Jika benar Seonhi itu bayangan yang ia ciptakan, sayangnya ia terlanjur jatuh hati pada bayangan itu. Melebihi apapun.
Hari ini mereka berdua sedang membersihkan mini market di tengah malam. Kyuhyun terus-terusan meneliti Seonhi yang terlihat senang memainkan mesin penyedot debu itu. Kalau memang bayangan, harusnya ia tidak bisa melakukan itu.
“Mmm, Seonhi-ya.” panggil Kyuhyun.
Tanpa berhenti, Seonhi menjawab, “Mwo?”
“Aku ingin mengetahui segala tentangmu.” Ujar Kyuhyun jujur.
Seonhi terhenti dari kegiatannya. Ia lalu menatap Kyuhyun. “Mianhae, aku juga tidak tahu.”
Keduanya terdiam. Keyakinan Kyuhyun bahwa Seonhi adalah bayangan makin membuncah. Meskipun ia amat sangat tidak rela jika Seonhi adalah bayangan.
Tiba-tiba Kyuhyun menangkap pergerangan tubuh Seonhi. Tubuhnya oleng dan akhirnya terjatuh ke lantai dengan cukup keras. Bersamaan dengan olengnya tubuh Seonhi, Kyuhyun menatap sepasang suami-istri berlari mendekati pintu mini marketnya. Mata Kyuhyun membelalak saat mendengar teriakan kedua orang itu dari luar.
“SEONJU-YA!!”
#Tenth
Seonhi memang hanya pingsan karena kelelahan. Tapi, bukan itu yang membuat Kyuhyun menangis di koridor rumah sakit itu. Bukan hanya berita bahwa Seonhi sedang sakit, tapi juga… Seonhi yang bukanlah Seonhi.
Schizophrenia. Penderita schizophrenia sering mengalami delusi tentang identitas personal, keadaan sekitar atau masyarakat, dan punya penyakit mental. Dan itulah yang dialami oleh Seonhi, atau yang sekarang Kyuhyun sebut… Seonju.
Setiap malam, Seonju yang selalu tertekan karena orang tuanya akan berubah menjadi Seonhi. Meskipun kepribadian Seonhi terbentuk karena ketidakpuasan Seonju akan hidupnya, tapi Seonju tetaplah Seonju…
Tanpa Seonhi…
Kyuhyun sudah menceritakan kedekatannya dengan Seonhi pada orang tua Seonhi—Seonju. Begitupun dengan orang tua Seonju yang menceritakan kisah hidup Seonju yang suram pada Kyuhyun. Orang tuanya mengaku salah karena selama ini memaksakan Seonju. Mereka menyuruhnya les, les, dan les. Tak boleh ada waktu terbuang untuk bermain. Selama hidupnya, ia hanya memiliki waktu bermain yang sangat sedikit dan itulah faktor utama kenapa Seonju memiliki kepribadian lain yakni Seonhi. Seonhi adalah perasaan Seonju yang selama ini tersimpan di lubuk hatinya. Seonhi adalah lawan dari seorang Seonju yang dingin. Namun, mereka berdua berbeda.
Karena Seonju bukanlah Seonhi.
Kalian mengerti? Ngga, ya? Sama.
“Seonju akan mulai pengobatannya dua hari lagi.”
Kyuhyun hanya bisa menghela nafas mendengar perkataan orang tua Seonju. Dengan langkah gontai, Kyuhyun pergi keluar dari rumah sakit itu.
Mulai malam ini, tidak akan ada lagi Seonhi.
#Eleventh
Kyuhyun berjalan gontai memasuki rumahnya. Ahra yang sedang menonton Tv itu menghampirinya dengan wajah khawatir. Semakin Ahra mendekat, semakin jelas terlihat wajah pucat Kyuhyun.
“Gwaenchanha, Kyu?” tanyanya khawatir. Ia lalu menyentuh kening Kyuhyun, takut-takut adiknya itu sakit. Namun, bukannya jawaban jelas, Kyuhyun malah memeluk Ahra erat.
“Waegeurae?” tanya Ahra bingung, tapi sedetik kemudian ia mengerti setelah ia merasakan sebuah cairan mengalir di bahunya. Ahra hanya bisa mengelus punggung Kyuhyun lembut.
“Dia akan hilang, Nuna.” Kyuhyun berucap sambil terisak. Ia tidak mau melepaskan pelukannya dan malah mempererat pelukannya.
“Nugu?” tanya Ahra sambil mencoba mengusap pipi Kyuhyun yang basah.
“Seonhi, temanku. Nuna tahu, kan?”
“Ne, arayo. Memang ia akan hilang ke mana?”
“Dia tidak memiliki tempat untuk tinggal, Nuna. Ia hanya menumpang.”
Ahra mengerutkan keningnya. “Ya! Aku tidak menger—”
“Seonhi… akan hilang…”
“Jangan menangis!” Ahra mendorong tubuh Kyuhyun dan menghadapkan tubuhnya padanya. “Kau ini sudah 25 tahun, Kyu! Tingkahmu ini kekanak-kanakan sekali!” kesal Ahra.
“Tapi Seonhi akan hilang, Nuna!” pekik Kyuhyun. “Seonju memiliki kepribadian ganda dan sebentar lagi akan menjalani pengobatan! Dan Seonhilah yang akan lenyap, Nuna…!”
#Twelfth
Kyuhyun berjalan melintasi koridor rumah sakit. Besok Seonhi akan menjalani pengobatannya. Ia tidak mau melewatkan momen yang berharga ini.
Setelah memohon bahkan bersujud di depan penjaga agar ia bisa menjenguk Seonhi, akhirnya ia berhasil. Tangannya membawa setangkai bunga lily dan juga sebungkus cokelat. Kyuhyun tidak tahu apakah Seonhi menyukai cokelat atau tidak. Itu semua hanya agar ia tidak datang dengan tangan kosong.
Akhirnya ia sampai di depan pintu ruang Seonhi. Dengan perlahan, ia membuka pintu tersebut. Terlihat Tuan dan Nyonya Cha yang duduk di sana. Mengerti dengan situasi dan kondisi, mereka keluar dari ruang Seonhi, meninggalkan Kyuhyun berdua bersama Seonhi.
“Apa kau Seonhi?” tanya Kyuhyun. Seonhi tersenyum sambil mengangguk.
“’Iya. Aku baru tahu kalau aku ini Seonju dari orang tuaku.” Ujar Seonhi dengan senyum tulusnya.
Air mata Kyuhyun tiba-tiba mengalir. Ia langsung berlari menghampiri Seonhi dan memeluknya. Air mata Kyuhyun meleleh bahkan sampai membasahi punggung Seonhi.
Kyuhyun sudah terlanjur nyaman dengan Seonhi, sudah terlanjur senang mengobrol dengannya, dan… Sudah terlanjur cinta padanya.
Seonhi hanya menepuk-nepuk punggung Kyuhyun pelan dan menenangkannya. “Belum tentu aku yang hilang. Mungkin saja Seonju yang hilang.”
“Kau benar.” Kyuhyun melepaskan pelukannya dari Seonhi. Matanya menatap mata Seonhi dalam sebelum tangannya menarik tengkuk Seonhi dan mengecupnya lembut.
Tubuh Seonhi bergetar. Sentuhan lembut Kyuhyun di bibirnya membuatnya tidak mau berubah. Dia ingin mengalahkan Seonju. Dia ingin melepaskan Seonju dari tubuhnya.
Anim, mengusir Seonju dari tubuhnya sendiri.
Air mata Seonhi tiba-tiba mengalir. Kyuhyun yang menyadari itu langsung menjauhkan wajahnya dari Seonhi dan menghapus air mata gadis itu dengan ibu jarinya.
“Aku akan mencoba menerima segala hasilnya.” Kyuhyun tersenyum dan untuk terakhir kalinya ia melumat bibir mungil Seonhi.
Kecupan terakhirnya pada Seonhi.
#Last
2 month later
Seorang gadis dengan rambut yang digerai dan mata biru akibat lensa matanya itu masih sibuk memasukan buku-buku ke dalam tasnya. Hari ini ia ada les bahasa. Namun, masih dua jam lagi hingga ia bisa membereskan buku dengan santai.
Hingga tiba-tiba matanya menatap secarik kertas yang menyelap di antara buku pelajarannya. Ia mengambil kertas itu dan mencoba membacanya. Meskipun ia tidak tahu siapa yang menulisnya, setidaknya ia tahu pada siapa surat itu dituju.
Ia mengambil sweater-nya dan berjalan menuju tempat yang lumayan ia hapal.
Kling!
Kyuhyun yang sedang asik menonton Tv itu langsung mengalihkan pandangannya pada pintu masuk. Matanya langsung membelalak kala melihat gadis yang sekarang berdiri di depan meja kasir itu.
“Cho Kyuhyun matji?” tanyanya.
Kyuhyun langsung berlari dan memeluk gadis itu. gadis itu terlihat kaget dan berusaha melepaskan pelukan Kyuhyun. “Jwosonghaeyo, igeon—”
“Bolehkah sebentar saja seperti ini?” tanya Kyuhyun. Gadis itu akhirnya diam dan membiarkan Kyuhyun memeluknya.
Akhirnya Kyuhyun melepaskan pelukannya. Gadis itu langsung memberikan secarik kertas yang sejak tadi digenggamnya. Kyuhyun hanya bisa menerima kertas itu tanpa bisa bertanya. Namun Seonju mengerti. “Aku menemukannya di kamarku. Aku tidak tahu siapa yang menulis, setidaknya aku tahu kalau ini surat untukmu.”
Kyuhyun mengangguk mengerti. Perlahan ia membuka surat itu.
Annyeong, samchon!
Entah kenapa air mata Kyuhyun rasanya ingin mengalir. Ia jadi ingat saat pertama kali Seonhi datang ke mini market.
Aku tidak mau mengatakannya langsung padamu. Sejak awal, tubuh itu memang milik Seonju dan aku tidak berhak atas tubuhnya. Mianhae.
Ngomong-ngomong, aku juga menyukaimu, samchon. Meskipun amat sangat tidak pantas anak imut sepertiku menyukai ahjussi mesum sepertimu.
Kyuhyun terkekeh di antara air matanya. “Cukup bilang ‘Nado saranghae’ saja apa susahnya sih, bocah? Ada acara menghina segala.”
Kau marah?
“Tidak… enak saja.”
Aku yakin kau marah.
“Percaya diri sekali dia.” Kyuhyun membalik kertas itu, membaca kelanjutan tulisannya.
Mungkin kita tidak akan bisa bertemu lagi… yah, ini yang membuatku jadi egois. Aku ingin tubuh Seonju, aku ingin akulah yang mendominan, aku ingin berjalan-jalan denganmu disiang hari, dan… aku menginginkanmu, samchon.
“Ia bahkan masih sempat menghinaku,” bukan kekehan yang keluar melainkan air mata yang makin mengalir deras. Itu adalah kata terakhir dari Seonhi. Tak ada lagi tulisan yang tertera di sana, sangat kentara kalau surat itu belum selesai ditulis. Ia tahu alasan mengapa Seonhi tidak sempat menulis sampai akhir.
Waktu itu Kyuhyun terus bersama Seonhi sampai jam 3 pagi. Dan saat Kyuhyun keluar, Seonhi mulai menulis surat itu—di antara dirinya dan Seonju. Dan sayangnya Seonju muncul sebelum surat itu selesai.
“Gwaenchanha?” Kyuhyun menatap Seonju lembut. Sambil menghapus air matanya, Kyuhyun menjulurkan tangannya.
“Nan Cho Kyuhyun rago. Neoneun?”
Seonju tersenyum ramah. “Nan Cha Seonju. Bangapseumnida.”
Kyuhyun tersenyum. Ia melipat kertas Seonhi dan memasukannya ke dalam saku celananya.
Biarkan luka ini menganga cukup lama.
Meskipun seribu tahun, aku tahu luka ini tak akan pernah sembuh total.
Walaupun wajahmu tidak berubah, tetap saja itu membuatku sakit.
Karena kau bukanlah kau.
Seonju bukanlah Seonhi!
Karena itu, biarkan aku memulainya dari awal…
Selamat tinggal, Seonhi…
The End
Source : http://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/11/10/you-or-you/#more-49394